Berikut ini adalah ulasan tentang
makna pengambilan air suci
sebelum memasuki gedung
gereja, yang disadur dari tulisan
karya Scott Hahn yang berjudul
"Tanda-tanda Kehidupan, 40
Kebiasaan Katolik dan Akar
Biblisnya" terbitan Dioma
Publishing, 2011, hal.35 :
Pengambilan air suci sebelum
kita memasuki gereja tidak
terlepas dari penghayatan akan
pentingnya air di dalam hidup
manusia, karena air merupakan
simbol penting yang
menggambarkan kehidupan. Ya,
sebab hidup jasmani kita dimulai
di dalam air, demikian pula hidup
rohani kita.
Air merupakan awal kehidupan.
Dalam Kitab Kejadian penciptaan
alam semesta dimulai dengan
"Roh Allah melayang-layang di
atas permukaan air." (Kej 1:2).
Demikian pula yang terjadi dalam
kehidupan setiap manusia, kita
memperoleh wujud insani kita di
dalam kantung cairan, "air
ketuban" dalam rahim ibu; dan
ketika kantung air ini pecah,
kelahiran dimulai.
Demikian pula, kita mengawali
kunjungan kita ke gereja dengan
mencelupkan air ke dalam bejana
air suci, dan dengan air itu kita
membuat tanda salib, yang
mengingatkan kita akan Allah
Tritunggal Mahakudus: Allah
Bapa, Putera dan Roh Kudus,
yang di dalam-Nya kita dibaptis
dan memperoleh kehidupan ilahi.
Sudah sejak jaman Gereja awal,
air digunakan dalam doa
Kristiani. Bapa Gereja abad ke-2,
Tertulianus, mencatat kebiasaan
simbolis membasuh tangan
sebelum menadahkannya dalam
doa (Tertullian, On Prayer, p. 13).
Kebiasaan ini juga sudah ada di
kalangan Yahudi, dan
kemungkinan ini yang dicatat
oleh Rasul Paulus dalam suratnya
kepada Timotius dalam 1 Tim
2:8. Sejarahwan Eusebius (320)
mencatat bahwa sebuah gereja
di Tirus memiliki air mancur pada
pintu masuknya sebagai tempat
kaum beriman membasuh
tangan mereka.
Namun penggunaan air di pintu
masuk gereja bukan sekadar
sebagai tempat membasuh
tangan, tetapi lebih kepada
makna simbolis akan kehidupan
itu sendiri, penyucian/
pertobatan dan kelahiran
kembali. Air itu mengingatkan
kepada air bah di zaman Nabi
Nuh, yang olehnya kemudian
keluarga Nabi Nuh memperoleh
kehidupan baru (lih. Kej 8-9). Air
itu juga mengingatkan kita
kepada Laut Merah yang dilintasi
oleh bangsa Israel saat
dibebaskan dari perbudakan
Mesir (lih. Kel 14:15-31). Namun
terutama, air itu mengingatkan
kita kepada Pembaptisan kita di
mana kita telah dikuburkan
bersama Kristus (lih. KGK 1220)
dan dibangkitkan bersama Dia
dan memperoleh kehidupan baru
"di dalam air dan Roh" (Yoh
3:5) sebagai anak- anak angkat
Allah (lih. KGK 1265).
Menurut St. Thomas Aquinas, air
"menandakan rahmat Roh
Kudus…karena Roh Kudus adalah
sumber yang tak kunjung kering
dari mana mengalir segala
karunia rahmat."(St. Thomas
Aquinas, Commentary on St.
John, p. 577). Kitab Wahyu
meneguhkan hubungan antara
air dan Roh Kudus dengan
menggambarkan rahmat Roh
Kudus sebagai suatu "sungai air
kehidupan, yang jernih bagaikan
kristal, yang mengalir dari tahta
Allah dan tahta Anak
Domba" (Why 2:1). Kita yang
sudah dibaptis, lahir oleh air dan
Roh, dan pengambilan air suci
mengingatkan kita akan karunia
rahmat Allah yang menguduskan
kita, yang kita terima di dalam
Pembaptisan.
Maka tindakan mengambil air
suci sebelum memasuki gereja
merupakan peringatan dan
pembaruan pembaptisan kita.
Juga, penggunaan air suci
merupakan suatu penyegaran,
yang membebaskan kita dari
penindasan si jahat. St. Theresia
dari Avila mengajarkan, "tidak
ada suatu pun yang membuat
roh-roh jahat lari tunggang
langgang – tanpa memalingkan
muka – kecuali air suci." (St
Theresia Avila, The Book of Her
Life).
Jadi jika disimpulkan,
pengambilan air suci di pintu
gereja adalah untuk
mengingatkan kita akan makna
Pembaptisan kita (yaitu
pertobatan,pengudusan,
kehidupan baru di dalam Kristus
dalam kesatuan dengan Allah
Bapa dan Roh Kudus, dan
partisipasi kita sebagai anak-
anak angkat Allah di dalam misi
Kristus) dan pengusiran roh-roh
jahat.
Selanjutnya, kebanyakan gereja
juga memiliki persediaan air suci
sehingga warga paroki dapat
mengambil air suci untuk dibawa
pulang. Sejumlah keluarga
Katolik menyiapkan wadah air
suci kecil pada pintu masuk
rumah/ setiap kamar; dan
olehnya keluarga diingatkan akan
rahmat pembaptisan yang
menguduskan dan
menyelamatkan.
Sumber: website Katolisitas
No comments:
Post a Comment