Sikarang sya mo cakap sabahan baliklah.hahaha.
Baru-baru ni,(tapi ada lama sikit suda bah) ada urang mo menembirang mengaku konon ada ijazah.lepastu dia bilang tiada konon setanding dia sana.
Masa tu adalah geng sya besoal jawab sama dia.tapi cara dia,hem..tembirang saja lebih.sya pun geram bah.tapi rasa mo ketawa pun ada.bilang konon ada ijazah,bila geng sya soal dalam bahasa english,dia jawab malayu juga.hahahahaha.sudahlah tu,dia jawab bukan jawab juga,tapi tukar topik pula.pusing sana,pusing sini,loyar buruk saja.
Jangan labah mo tembirang kalo sekadar tembirang saja yang ada.kalou begitu saja skil urang ada kelulusan,sya pun bulih mengaku sya lulusan universiti walaupun sya tida parnah injak darjah dua punya.(ia bah.darjah satu satu minggu saja.hahaha)
Biasa urang kalou betul-betul ada kelulusan,dia tida mo tunjuk-tunjuk bah.apa juga dia dapat kan?
Tapi saya memang tidak suka cara orang temberang macam tu.bila dia dah tak dapat menjawab,satu-satunya alasan yang dia dapat beri adalah "kau tak layak!"padahal,siapa yang tak layak?kalau dah salah tu,mengaku sajalah.lagipun,soal kebenaran ni bukan mau tengok layak atau tidak,tapi betul atau salah.kalau nak berdebat,jangan persoalkan kelayakan.tapi orang yang mengatakan pada orang lain "kau tidak layak" bila sudah tiada jawaban lain,hanya sikalah.sebab dia dah tetapkan diminda bahawa hanya dirinya yang betul tanpa peduli apa pun pandangan orang lain.kalau begitu, buat apa dia pigi berdebat?
Ei! kalou sya,bagus diam saja.bikin malu saja.terus teranglah,sya tida berapa yakin o mau debat-debat ni kecuali kalou sya butul-butul tau ni hal.tapi kalou sya tida berapa tau,sya salalu minta sori dulu.
Pendapat saya bukan yang terbaik,tapi yang terbaik yang dapat saya berikan.
19 April 2012
12 April 2012
DUNIA BELUM BERAKHIR
Post saya kali ini mengenai cinta.ya,cinta.
Sama seperti hal yang lain,cinta juga ada sudut positif dan negatifnya.
Mungkin saya belum layak untuk mengatakan ini.maklum sajalah saya belum pernah mengalaminya sebagaimana sepatutnya.belum pernah menjalin hubungan dengan sesiapa.tapi ilham datang dari perbualan dengan kawan.hehehe.
Apa yang saya lihat,lebih banyak orang menjadi bodoh kerana melihat cinta dengan cara yang salah.(macamlah dah pandai sangat.hehehe) amat sedikit yang melihatnya dari sudut yang betul.ramai juga yang tidak dapat membezakan antara nafsu dengan cinta.antara keinginan untuk memiliki dengan keinginan untuk memberi.
Ramai juga yang melihat cinta bagaikan ia hanya untuk antara lelaki dengan perempuan.aduh!sempitnya!
Sebenarnya,kita tidak mencari 'teman istimewa' untuk bercinta,jika benar cintalah yang kita mahu!kerana mencintai ertinya memberi apa yang terbaik yang mampu kita berikan!berikan yang terhangat dari isi hati yang paling dalam!
Tapi ada banyak yang merasa bagaikan segalanya sudah tamat bila putus cinta dengan teman lelaki/wanita.paling bodoh bila sampai ada yang bunuh diri!padahal masih banyak cinta yang lain masih menanti.Dunia Belum Berakhir!
Maksud saya,bukan peribahasa "bunga bukan sekuntum,kumbang bukan seekor" ya.(tapi kalau begitu pun tak salah juga.hehehe)maksud saya,masih ada perkara lain lebih berguna dari berfikir mengenai seseorang yang meninggalkan kamu.lebih baik berfikir mengenai sesiapa yang memerlukan kamu.misalnya,keluarga!tanggungjawab kamu kepada ibu-bapa,adik-beradik,atau kepada haiwan peliharaan kesayangan kamu,itulah cinta!nak lebih lagi?masih ada Tuhan dengan CintaNya yang Agung.tidakkah itu cukup untuk menggantikan cinta pada kekasihmu,cinta yang hilang itu?
Dunia belum berakhir.ya,Dunia belum berakhir!cinta sejati adalah cinta yang abadi.ia tidak ingin memiliki,tetapi memberi yang terbaik.dan ia tidak mementingkan diri sendiri.hidup itu sendiri hasil dari Cinta Sejati.hargailah ia!
Sama seperti hal yang lain,cinta juga ada sudut positif dan negatifnya.
Mungkin saya belum layak untuk mengatakan ini.maklum sajalah saya belum pernah mengalaminya sebagaimana sepatutnya.belum pernah menjalin hubungan dengan sesiapa.tapi ilham datang dari perbualan dengan kawan.hehehe.
Apa yang saya lihat,lebih banyak orang menjadi bodoh kerana melihat cinta dengan cara yang salah.(macamlah dah pandai sangat.hehehe) amat sedikit yang melihatnya dari sudut yang betul.ramai juga yang tidak dapat membezakan antara nafsu dengan cinta.antara keinginan untuk memiliki dengan keinginan untuk memberi.
Ramai juga yang melihat cinta bagaikan ia hanya untuk antara lelaki dengan perempuan.aduh!sempitnya!
Sebenarnya,kita tidak mencari 'teman istimewa' untuk bercinta,jika benar cintalah yang kita mahu!kerana mencintai ertinya memberi apa yang terbaik yang mampu kita berikan!berikan yang terhangat dari isi hati yang paling dalam!
Tapi ada banyak yang merasa bagaikan segalanya sudah tamat bila putus cinta dengan teman lelaki/wanita.paling bodoh bila sampai ada yang bunuh diri!padahal masih banyak cinta yang lain masih menanti.Dunia Belum Berakhir!
Maksud saya,bukan peribahasa "bunga bukan sekuntum,kumbang bukan seekor" ya.(tapi kalau begitu pun tak salah juga.hehehe)maksud saya,masih ada perkara lain lebih berguna dari berfikir mengenai seseorang yang meninggalkan kamu.lebih baik berfikir mengenai sesiapa yang memerlukan kamu.misalnya,keluarga!tanggungjawab kamu kepada ibu-bapa,adik-beradik,atau kepada haiwan peliharaan kesayangan kamu,itulah cinta!nak lebih lagi?masih ada Tuhan dengan CintaNya yang Agung.tidakkah itu cukup untuk menggantikan cinta pada kekasihmu,cinta yang hilang itu?
Dunia belum berakhir.ya,Dunia belum berakhir!cinta sejati adalah cinta yang abadi.ia tidak ingin memiliki,tetapi memberi yang terbaik.dan ia tidak mementingkan diri sendiri.hidup itu sendiri hasil dari Cinta Sejati.hargailah ia!
08 April 2012
PASKAH
Paskah, suatu perayaan untuk mengenang kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan orang kristen. Gereja di seluruh dunia merayakan kemenangan Kristus atas maut, dengan doa dan pujian kemenangan. Jika Natal menandai kelahiran Kristus sebagai anak Allah yang turun ke bumi, Paskah merayakan kebangkitanNya. Kata Paskah yang diterjemahkan dari bahasa Inggris "Easter" berasal dari festival bangsa Titanic, yang merayakan datangnya musim semi tiap tahun dan disebut "Eastur"; "Paques" dalam bahasa
Perancis; "Pasqua", dalam bahasa Italia; "Pascua" dalam bahasa Spanyol; "Pascha" dalam bahasa Yunani dan "Paaske" dalam bahasa Norwegia. Semua kata di atas berasal dari bahasa Ibrani, "Pesah",sebuah pesta bangsa Yahudi yang dirayakan pada malam bulan purnama muncul pertama kali di musim semi. Pesta yang dalam bahasa Inggris disebut "Passover" ini menandai pembebasan bangsa Israel dari Mesir yang memperbudak mereka. Malaikat kematian dikirim Allah untuk membunuh anak pertama dari bangsa Mesir yang tak mau melepas bangsa Israel keluar dari Mesir. Malaikat tersebut melewati (pass over) rumah- rumah orang Yahudi tanpa membunuh anak-anak mereka. Pada masa kini, Paskah dirayakan antara tanggal 22 Maret dan 25 April, yang selalu jatuh pada hari minggu.
Hari raya Paskah mengakhiri masa
persiapan Paskah selama 40 hari, yang dilalui dengan
doa dan puasa, mengenang minggu-minggu sengsara Kristus (Lent). Minggu-minggu sengsara ini dimulai dengan Rabu Abu (Ash Wednesday) dan berakhir pada Sabtu suci (Holy Saturday), sehari sebelum Paskah. Umat Katolik membubuhkan tanda salib di dahinya dengan abu, sebagai tanda berduka cita atas dosa-dosanya. Sedangkan minggu- minggu sengsara dimaksudkan untuk mengenang masa puasa Kristus di padang gurun selama 40 hari sebelum memulai misinya di dunia. Umat Katolik mencoba untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan menahan diri tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan atau memakan makanan kesukaannya pada waktu minggu sengsara. Minggu terakhir sebelum Paskah, dimulai dengan Minggu Palma (Palm Sunday) hingga hari minggu Paskah, disebut sebagai minggu suci (Holy week). Selama minggu suci, umat kristen mengenang hari-hari terakhir Kristus di bumi."Minggu palma memperingati masuknya Kristus ke Yerusalem dengan menunggang keledai, disambut dengan daun palma oleh khalayak ramai. Di banyak gereja, umat kristen membawa pulang daun palma untuk dihias di rumah mereka.
Dalam minggu suci ada beberapa rangkaian perayaan pra-Paskah yang dilakukan terutama oleh umat Katolik, antara lain Kamis suci , Jumat Agung dan Sabtu suci. Kamis
suci (Holy Thursday, Green Thursday, Maundy Thursday, Pure or Clean Thursday) memperingati "makan malam terakhir Kristus" (Last Supper). Sedangkan Jumat agung (Good Friday) mengantar kematian Kristus melalui penyaliban. Tiga hari kemudian, pada hari minggu, Kristus bangkit, dan itulah Paskah. Berakhirlah minggu-minggu sengsara digantikan sorak kemenangan.
Rayakan kebangkitan Yesus!God Bless all! : )
Perancis; "Pasqua", dalam bahasa Italia; "Pascua" dalam bahasa Spanyol; "Pascha" dalam bahasa Yunani dan "Paaske" dalam bahasa Norwegia. Semua kata di atas berasal dari bahasa Ibrani, "Pesah",sebuah pesta bangsa Yahudi yang dirayakan pada malam bulan purnama muncul pertama kali di musim semi. Pesta yang dalam bahasa Inggris disebut "Passover" ini menandai pembebasan bangsa Israel dari Mesir yang memperbudak mereka. Malaikat kematian dikirim Allah untuk membunuh anak pertama dari bangsa Mesir yang tak mau melepas bangsa Israel keluar dari Mesir. Malaikat tersebut melewati (pass over) rumah- rumah orang Yahudi tanpa membunuh anak-anak mereka. Pada masa kini, Paskah dirayakan antara tanggal 22 Maret dan 25 April, yang selalu jatuh pada hari minggu.
Hari raya Paskah mengakhiri masa
persiapan Paskah selama 40 hari, yang dilalui dengan
doa dan puasa, mengenang minggu-minggu sengsara Kristus (Lent). Minggu-minggu sengsara ini dimulai dengan Rabu Abu (Ash Wednesday) dan berakhir pada Sabtu suci (Holy Saturday), sehari sebelum Paskah. Umat Katolik membubuhkan tanda salib di dahinya dengan abu, sebagai tanda berduka cita atas dosa-dosanya. Sedangkan minggu- minggu sengsara dimaksudkan untuk mengenang masa puasa Kristus di padang gurun selama 40 hari sebelum memulai misinya di dunia. Umat Katolik mencoba untuk menghilangkan kebiasaan buruk dengan menahan diri tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan atau memakan makanan kesukaannya pada waktu minggu sengsara. Minggu terakhir sebelum Paskah, dimulai dengan Minggu Palma (Palm Sunday) hingga hari minggu Paskah, disebut sebagai minggu suci (Holy week). Selama minggu suci, umat kristen mengenang hari-hari terakhir Kristus di bumi."Minggu palma memperingati masuknya Kristus ke Yerusalem dengan menunggang keledai, disambut dengan daun palma oleh khalayak ramai. Di banyak gereja, umat kristen membawa pulang daun palma untuk dihias di rumah mereka.
Dalam minggu suci ada beberapa rangkaian perayaan pra-Paskah yang dilakukan terutama oleh umat Katolik, antara lain Kamis suci , Jumat Agung dan Sabtu suci. Kamis
suci (Holy Thursday, Green Thursday, Maundy Thursday, Pure or Clean Thursday) memperingati "makan malam terakhir Kristus" (Last Supper). Sedangkan Jumat agung (Good Friday) mengantar kematian Kristus melalui penyaliban. Tiga hari kemudian, pada hari minggu, Kristus bangkit, dan itulah Paskah. Berakhirlah minggu-minggu sengsara digantikan sorak kemenangan.
Rayakan kebangkitan Yesus!God Bless all! : )
06 April 2012
Renungan Hari Jumaat Agung: YESUS TELAH WAFAT
Hari ini Yohanes, Sang Penginjil
mengetengahkan pemenuhan segala
yang tertulis mengenai Hamba Allah
yang menderita dan janji Allah tentang
penyelamatan.
Yesus memanggil ibu-Nya dan
menyuruh murid-murid-Nya memanggil
ibu-Nya sebagai ibu mereka sendiri.
Lebih jelas lagi dalam terjemahan
bahasa Inggeris, Yesus memanggil ibu-
Nya sebagai ‘perempuan’. Hal ini mengingatkan kita Hawa, wanita
pertama yang dicipta Allah (Kej 3-4),
serta nubuat bahawa anaknya akan
menghancurkan kepala ular (Kej 3:15).
Melalui karya penyelamatan-Nya di
salib, Yesus secara tidak langsung menyatakan bahawa ibu-Nya adalah
merupakan Hawa Baru dan Dia sendiri
adalah Adam baru. Pendek kata, Maria
adalah wanita yang telah melahirkan
Sang Penyelamat yang melalui salib
telah mengalahkan kuasa syaitan yang diwakili oleh ular tersebut.
Yesus menyatakan kehausan-Nya,
“Aku haus” (ay 28), mengingatkan
kita tentang nubuat bahawa Allah akan
menawarkan makanan yang berkhasiat
kepada orang-orang Israel dalam masa
pembuangan (Yes 5:1). Masa telah tiba untuk menyempurnakan karya
penyelamatan yang dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama dan dipercayakan
kepada Yesus oleh Bapa-Nya. Yesus
haus akan penyempurnaan tersebut.
Para askar mencucukkan bunga karang
yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu
memberikannya pada Yesus,
mengingatkan kita akan kata-kata
pemazmur: “Pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur
asam” (Mzm 22).
Yesus menundukkan kepala dan tangan-
Nya ke atas Roh, mengingatkan kita
tentang nubuat Yehezkiel tentang
penubuhan suatu perjanjian apabila
Allah memberikan umat Israel hati dan
roh yang baru (Yeh 36:26-27). Kematian Yesus memulakan perjanjian baru
apabila umat Allah yang baru itu
memperolehi hati dan roh yang baru,
yang membolehkan mereka betul-betul
jujur kepada Allah.
Para askar yang melihat Yesus sudah
meninggal, tidak mematahkan kaki
Yesus seperti kebiasaan yang dilakukan
terhadap orang yang di salib waktu itu.
Hal ini mengingatkan kita bahawa
tulang domba Paska tidak boleh dipatahkan (Kel 12:46, Bil 9:12). Dengan
demikian Yesus adalah Domba Paska
bagi keluaran yang baru, suatu domba-
domba yang baru yang darah-Nya
dipercikkan di pintu baru – iaitu salib.
Malaikat maut menyelamatkan umat Allah daripada kematian dengan
melewati mereka. Sebaliknya kematian
Yesus pula mengumumkan bermulanya
suatu keluaran baru, yang kali ini
dibebaskan daripada dosa, kematian
dan pemberontakan terhadap Allah.
Seorang askar menikam rusuk Yesus
dengan tombak dan segera mengalir
keluar darah dan air. Hal ini
mengingatkan kita tentang penglihatan
Yehezkiel tentang sungai yang datang
dari ambang bait Suci, yang membuat tanah tersebut subur (Yeh 47:1). Yesus
adalah Bait Allah yang baru, yang
memberi rahmat berlimpah kepada
umat yang setia. Dialah merupakan
sumber pengampunan bagi Israel yang
baru dan sumber sungai yang mengalirkan air kehidupan (Yoh 7:37).
Sesungguhnya Yesus adalah
penyempurnaan nubuat-nubuat,
penglihatan dan wahyu tentang Allah
serta cara-cara Dia mengendalikan kita,
umat pilihan-Nya yang baru.
Dari pihak kita, kita hanya mampu
mengucapkan syukur pada-Mu ya
Tuhan, dan ampunilah kami orang lemah
ini. Amin!
Sumber:Keningaudiocese.org
mengetengahkan pemenuhan segala
yang tertulis mengenai Hamba Allah
yang menderita dan janji Allah tentang
penyelamatan.
Yesus memanggil ibu-Nya dan
menyuruh murid-murid-Nya memanggil
ibu-Nya sebagai ibu mereka sendiri.
Lebih jelas lagi dalam terjemahan
bahasa Inggeris, Yesus memanggil ibu-
Nya sebagai ‘perempuan’. Hal ini mengingatkan kita Hawa, wanita
pertama yang dicipta Allah (Kej 3-4),
serta nubuat bahawa anaknya akan
menghancurkan kepala ular (Kej 3:15).
Melalui karya penyelamatan-Nya di
salib, Yesus secara tidak langsung menyatakan bahawa ibu-Nya adalah
merupakan Hawa Baru dan Dia sendiri
adalah Adam baru. Pendek kata, Maria
adalah wanita yang telah melahirkan
Sang Penyelamat yang melalui salib
telah mengalahkan kuasa syaitan yang diwakili oleh ular tersebut.
Yesus menyatakan kehausan-Nya,
“Aku haus” (ay 28), mengingatkan
kita tentang nubuat bahawa Allah akan
menawarkan makanan yang berkhasiat
kepada orang-orang Israel dalam masa
pembuangan (Yes 5:1). Masa telah tiba untuk menyempurnakan karya
penyelamatan yang dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama dan dipercayakan
kepada Yesus oleh Bapa-Nya. Yesus
haus akan penyempurnaan tersebut.
Para askar mencucukkan bunga karang
yang telah dicelupkan dalam anggur
asam, pada sebatang hisop lalu
memberikannya pada Yesus,
mengingatkan kita akan kata-kata
pemazmur: “Pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur
asam” (Mzm 22).
Yesus menundukkan kepala dan tangan-
Nya ke atas Roh, mengingatkan kita
tentang nubuat Yehezkiel tentang
penubuhan suatu perjanjian apabila
Allah memberikan umat Israel hati dan
roh yang baru (Yeh 36:26-27). Kematian Yesus memulakan perjanjian baru
apabila umat Allah yang baru itu
memperolehi hati dan roh yang baru,
yang membolehkan mereka betul-betul
jujur kepada Allah.
Para askar yang melihat Yesus sudah
meninggal, tidak mematahkan kaki
Yesus seperti kebiasaan yang dilakukan
terhadap orang yang di salib waktu itu.
Hal ini mengingatkan kita bahawa
tulang domba Paska tidak boleh dipatahkan (Kel 12:46, Bil 9:12). Dengan
demikian Yesus adalah Domba Paska
bagi keluaran yang baru, suatu domba-
domba yang baru yang darah-Nya
dipercikkan di pintu baru – iaitu salib.
Malaikat maut menyelamatkan umat Allah daripada kematian dengan
melewati mereka. Sebaliknya kematian
Yesus pula mengumumkan bermulanya
suatu keluaran baru, yang kali ini
dibebaskan daripada dosa, kematian
dan pemberontakan terhadap Allah.
Seorang askar menikam rusuk Yesus
dengan tombak dan segera mengalir
keluar darah dan air. Hal ini
mengingatkan kita tentang penglihatan
Yehezkiel tentang sungai yang datang
dari ambang bait Suci, yang membuat tanah tersebut subur (Yeh 47:1). Yesus
adalah Bait Allah yang baru, yang
memberi rahmat berlimpah kepada
umat yang setia. Dialah merupakan
sumber pengampunan bagi Israel yang
baru dan sumber sungai yang mengalirkan air kehidupan (Yoh 7:37).
Sesungguhnya Yesus adalah
penyempurnaan nubuat-nubuat,
penglihatan dan wahyu tentang Allah
serta cara-cara Dia mengendalikan kita,
umat pilihan-Nya yang baru.
Dari pihak kita, kita hanya mampu
mengucapkan syukur pada-Mu ya
Tuhan, dan ampunilah kami orang lemah
ini. Amin!
Sumber:Keningaudiocese.org
04 April 2012
HIKMAT PENDERITAAN BERSAMA KRISTUS
Orang-orang yang baik mengalami
penderitaan tetapi orang-orang yang
jahat pun sama mengalaminya juga.
Orang-orang yang jauh dari Tuhan,
menderita. Namun orang-orang yang
dekat dengan Tuhan malah lebih menderita lagi. Penderitaan datang dan
melanda semua orang tanpa membeza-
bezakan. Kejahatan mengundang kesengsaraan,
tetapi pada masa yang sama, keadilan
pun tidak dapat menghalang
kesangsaraan. Menjauhkan diri dari
Tuhan akan mendekatkan kita pada
kesengsaraan, namun kedekatan kita dengan Tuhan pun tidak dapat
menjauhkan kita dari kesengsaraan.
Nampaknya kita berhadapan dengan
keseluruhan isu persoalan tentang
kesengsaraan dengan hanya satu
soalan yang nampaknya tidak
berkesudahan – “Mengapa?” Agak
mudah bagi kita menerima kenyataan bagi orang-orang yang memang jahat.
Tetapi jika yang ditimpa penderitaan itu
adalah orang yang baik, lalu timbul
persoalan – “Mengapa dia?” Tetapi
jika kita sendiri mengalami penderitaan
tersebut, maka kita seakan-akan berteriak, “Mengapa saya pula?!”
Mengapa tidak? Bukankah Yesus sendiri
pun pernah mengalami penderitaan,
malah sampai mati di kayu salib? Ini
bererti penderitaan itu sebenarnya
bukanlah suatu sumpahan. Ianya boleh
bererti sebagai akibat daripada dosa kita. Namun demikian, ianya bukan pula
sebagai suatu hukuman. Sebab, tidak
ada seorang pun yang dihukum oleh
Tuhan, kerana Dia sendiri telah
menderita di kayu salib untuk
keselamatan kita. Sewaktu anda mengalami pelbagai
tekanan hidup, apakah anda
menganggapnya sebagai hukuman
Tuhan? Tetapi percayalah segala bentuk
tekanan hidup tersebut hanyalah
sebagai proses pemulihan bagi kita agar lebih hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan. Bayangkanlah anda sebagai
pohon. Mungkin anda mengalami
dipangkas, dibuang dahan, daun serta
bunga dan buah yang berlebihan. Itu
bererti anda bukan dihukum, tetapi ada tujuan tertentu daripada pemilik pohon
tersebut – supaya kita tumbuh subur
dan berbuah banyak walaupun
menderita seketika. Nabi Ayub dan Tuhan Yesus adalah
orang-orang yang tidak bersalah,
namun kedua-duanya mengalami
penderitaan yang luar biasa. Namun
kedua-duanya tidak pernah menjadi
hamba kepada sebarang penderitaan yang mereka hadapi. Memang Ayub
pernah juga mempersoalkan
kesengsaraannya pada Tuhan, tetapi dia
tetap beriman teguh kepada Tuhan.
Demikian juga Yesus, Dia pernah
memohon kepada Allah Bapa-Nya agar penderitaan yang dipikul-Nya itu
dijauhkan daripada-Nya. Tetapi akhirnya
Dia tetap menyerahkan Roh-Nya kepada
Allah Bapa. Menderita atau tidak, itu bukanlah
pilihan kita sendiri, sebab kita sangat
terbatas dan sangat berharap pada
pertolongan Tuhan. Kita semua
mengalami pelbagai bentuk
kesengsaraan yang memang kita tidak ingini. Misalnya, ada orang yang
mengalami kesengsaraan secara
singkat, ada juga yang mengambil masa
agak lama. Ada yang biasa-biasa
sahaja, ada juga yang mengalami
sangat luar biasa hebatnya. Apapun, kita perlu bersedia menghadapinya
kerana cepat atau lambat, pasti kita
akan mengalaminya juga.
Persoalannya, mengapa penderitaan itu
menimpa Nabi Ayub, Paulus, Yesus dan
saya? Apakah ada orang lain yang
terhindar daripada kesengsaraan hidup
ini? Ya, memang tidak ada siapapun
yang terhindar dari penderitaan – Ibu Maria pun tidak! Oleh kerana kesengsaraan merupakan
sebahagian daripada hidup kita, maka
ianya merupakan suatu panggilan yang
suci. Ianya suatu panggilan yang serupa
dengan panggilan Yesus, Sang Hamba
yang menderita itu. Suatu panggilan untuk bersama Yesus di kayu salib dan
komitmen untuk tetap setia bersama
Yesus, baik dalam masa suka mahupun
dalam masa duka. Sama ada kita mahu hidup sengsara
bersendirian, atau memilih hidup
sengsara bersama Yesus, bukan
merupakan masalah. Tetapi jika kita
serahkan penderitaan kita kepada
Kristus, maka ianya akan berubah menjadi suatu berkat dan kesempatan
yang baru. Jadi, mengapa kita tidak
memilih hidup menderita bersama
Yesus daripada menderita secara
bersendirian yang akhirnya membawa
akibat yang negatif, misalnya mulai berangan-angan untuk mengambil jalan
pintas iaitu bunuh diri. Salib Yesus tidak pernah menyelesaikan
kesengsaraan manusia. Kita pun tahu
bahawa kesengsaraan itu sendiri tidak
pernah menjadi masalah yang harus
diatasi. Sebab kesengsaraan itu
merupakan suatu misteri kehidupan yang memerlukan kesedaran kita.
Maka melalui salib Yesus, kesengsaraan
manusia itu diletakkan di dalam
keadaan di mana manusia itu menerima
secara sedar, bukan hanya
penyembuhan, tetapi juga pengalaman peribadi terhadap Yesus Kristus, Sang
Penyembuh batin itu. Maka bagi kita yang mengalami
keadaan sengsara, akan menjadi agen
penyembuh walaupun kita sendiri
mengalami luka-luka kesengsaraan
tersebut. Sebab walaupun kita dalam
keadaan sengsara, namun kita mempunyai kedamaian di hati,
mengingat Yesus sentiasa bersama kita,
dan sentiasa berpesan, “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat,” kata-Nya, “Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mt 11:24)
Sumber:keningaudiocese.org
penderitaan tetapi orang-orang yang
jahat pun sama mengalaminya juga.
Orang-orang yang jauh dari Tuhan,
menderita. Namun orang-orang yang
dekat dengan Tuhan malah lebih menderita lagi. Penderitaan datang dan
melanda semua orang tanpa membeza-
bezakan. Kejahatan mengundang kesengsaraan,
tetapi pada masa yang sama, keadilan
pun tidak dapat menghalang
kesangsaraan. Menjauhkan diri dari
Tuhan akan mendekatkan kita pada
kesengsaraan, namun kedekatan kita dengan Tuhan pun tidak dapat
menjauhkan kita dari kesengsaraan.
Nampaknya kita berhadapan dengan
keseluruhan isu persoalan tentang
kesengsaraan dengan hanya satu
soalan yang nampaknya tidak
berkesudahan – “Mengapa?” Agak
mudah bagi kita menerima kenyataan bagi orang-orang yang memang jahat.
Tetapi jika yang ditimpa penderitaan itu
adalah orang yang baik, lalu timbul
persoalan – “Mengapa dia?” Tetapi
jika kita sendiri mengalami penderitaan
tersebut, maka kita seakan-akan berteriak, “Mengapa saya pula?!”
Mengapa tidak? Bukankah Yesus sendiri
pun pernah mengalami penderitaan,
malah sampai mati di kayu salib? Ini
bererti penderitaan itu sebenarnya
bukanlah suatu sumpahan. Ianya boleh
bererti sebagai akibat daripada dosa kita. Namun demikian, ianya bukan pula
sebagai suatu hukuman. Sebab, tidak
ada seorang pun yang dihukum oleh
Tuhan, kerana Dia sendiri telah
menderita di kayu salib untuk
keselamatan kita. Sewaktu anda mengalami pelbagai
tekanan hidup, apakah anda
menganggapnya sebagai hukuman
Tuhan? Tetapi percayalah segala bentuk
tekanan hidup tersebut hanyalah
sebagai proses pemulihan bagi kita agar lebih hidup sesuai dengan kehendak
Tuhan. Bayangkanlah anda sebagai
pohon. Mungkin anda mengalami
dipangkas, dibuang dahan, daun serta
bunga dan buah yang berlebihan. Itu
bererti anda bukan dihukum, tetapi ada tujuan tertentu daripada pemilik pohon
tersebut – supaya kita tumbuh subur
dan berbuah banyak walaupun
menderita seketika. Nabi Ayub dan Tuhan Yesus adalah
orang-orang yang tidak bersalah,
namun kedua-duanya mengalami
penderitaan yang luar biasa. Namun
kedua-duanya tidak pernah menjadi
hamba kepada sebarang penderitaan yang mereka hadapi. Memang Ayub
pernah juga mempersoalkan
kesengsaraannya pada Tuhan, tetapi dia
tetap beriman teguh kepada Tuhan.
Demikian juga Yesus, Dia pernah
memohon kepada Allah Bapa-Nya agar penderitaan yang dipikul-Nya itu
dijauhkan daripada-Nya. Tetapi akhirnya
Dia tetap menyerahkan Roh-Nya kepada
Allah Bapa. Menderita atau tidak, itu bukanlah
pilihan kita sendiri, sebab kita sangat
terbatas dan sangat berharap pada
pertolongan Tuhan. Kita semua
mengalami pelbagai bentuk
kesengsaraan yang memang kita tidak ingini. Misalnya, ada orang yang
mengalami kesengsaraan secara
singkat, ada juga yang mengambil masa
agak lama. Ada yang biasa-biasa
sahaja, ada juga yang mengalami
sangat luar biasa hebatnya. Apapun, kita perlu bersedia menghadapinya
kerana cepat atau lambat, pasti kita
akan mengalaminya juga.
Persoalannya, mengapa penderitaan itu
menimpa Nabi Ayub, Paulus, Yesus dan
saya? Apakah ada orang lain yang
terhindar daripada kesengsaraan hidup
ini? Ya, memang tidak ada siapapun
yang terhindar dari penderitaan – Ibu Maria pun tidak! Oleh kerana kesengsaraan merupakan
sebahagian daripada hidup kita, maka
ianya merupakan suatu panggilan yang
suci. Ianya suatu panggilan yang serupa
dengan panggilan Yesus, Sang Hamba
yang menderita itu. Suatu panggilan untuk bersama Yesus di kayu salib dan
komitmen untuk tetap setia bersama
Yesus, baik dalam masa suka mahupun
dalam masa duka. Sama ada kita mahu hidup sengsara
bersendirian, atau memilih hidup
sengsara bersama Yesus, bukan
merupakan masalah. Tetapi jika kita
serahkan penderitaan kita kepada
Kristus, maka ianya akan berubah menjadi suatu berkat dan kesempatan
yang baru. Jadi, mengapa kita tidak
memilih hidup menderita bersama
Yesus daripada menderita secara
bersendirian yang akhirnya membawa
akibat yang negatif, misalnya mulai berangan-angan untuk mengambil jalan
pintas iaitu bunuh diri. Salib Yesus tidak pernah menyelesaikan
kesengsaraan manusia. Kita pun tahu
bahawa kesengsaraan itu sendiri tidak
pernah menjadi masalah yang harus
diatasi. Sebab kesengsaraan itu
merupakan suatu misteri kehidupan yang memerlukan kesedaran kita.
Maka melalui salib Yesus, kesengsaraan
manusia itu diletakkan di dalam
keadaan di mana manusia itu menerima
secara sedar, bukan hanya
penyembuhan, tetapi juga pengalaman peribadi terhadap Yesus Kristus, Sang
Penyembuh batin itu. Maka bagi kita yang mengalami
keadaan sengsara, akan menjadi agen
penyembuh walaupun kita sendiri
mengalami luka-luka kesengsaraan
tersebut. Sebab walaupun kita dalam
keadaan sengsara, namun kita mempunyai kedamaian di hati,
mengingat Yesus sentiasa bersama kita,
dan sentiasa berpesan, “Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat,” kata-Nya, “Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mt 11:24)
Sumber:keningaudiocese.org
Subscribe to:
Posts (Atom)